KELAPA SAWIT
Tanaman Kelapa Sawit
![]() | |
Kelapa sawit Afrika (Elaeis guineensis) | |
Klasifikasi ilmiah![]() | |
---|---|
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Monokotil |
Klad: | Komelinid |
Ordo: | Arecales |
Famili: | Arecaceae |
Subfamili: | Arecoideae |
Tribus: | Cocoseae |
Genus: | Elaeis Jacq. |
Species | |
Kelapa Sawit (Elaeis) adalah tanaman perkebunan penting
penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati
(biodiesel). Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah
Malaysia. Diperkirakan pada tahun 2009, Indonesia akan menempati posisi pertama
produsen sawit dunia (Kiswanto dkk., 2008)
Taksonomi Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit dalam bahasa Latin dinamakan juga Elaeis
Guineensis Jacq. Elaeis berasal dari Elaion dalam bahasa Yunani berarti minyak,
guineensis berasal dari kata Guinea yaitu Pantai Barat Afrika, dan Jacq
merupakan singkatan dari Jacquin seorang botanis dari Amerika (Pahan, 2010).
Pahan (2010), sistematika tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah
sebagai berikut berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio:
Angiospermae, Kelas: Monocotyledoneae, Famili: Palmaceae, Subfamili: Cocoideae,
Genus : Elaeis, Spesies: Elaeis guineensis Jacq.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Kelapa sawit adalah
jenis tumbuhan yang termasuk dalam genus Elaeis dan
ordo Arecaceae.
Tumbuhan ini digunakan dalam usaha pertanian komersial
untuk memproduksi minyak sawit. Genus ini memiliki
dua spesies anggota. Kelapa sawit Elaeis guineensis adalah
spesies kelapa sawit yang paling umum dibudidayakan di dunia, terutama di Indonesia,
dan sumber utama minyak kelapa sawit dunia. Kelapa sawit Elaeis oleifera[1] adalah
tanaman asli Amerika Selatan dan Tengah tropis,[2] dan
digunakan secara lokal untuk produksi minyak.
Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia.[3] Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Terdapat beberapa spesies kelapa sawit yaitu E. guineensis Jacq., E. oleifera, dan E. odora. Varietas atau tipe kelapa sawit digolongkan berdasarkan dua karakteristik yaitu ketebalan endokarp dan warna buah.
Berdasarkan ketebalan endokarpnya, kelapa sawit digolongkan menjadi
tiga varietas yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera, sedangkan menurut warna
buahnya, kelapa sawit digolongkan menjadi tiga varietas yaitu Nigrescens,
Virescens, dan Albescens. Secara umum, kelapa sawit terdiri atas beberapa
bagian yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah. Bagian dari kelapa sawit yang
diolah menjadi minyak adalah buah.[4]
Morfologi Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang dan daun, sedangkan bagian generatif terdiri dari bunga dan buah (Pahan, 2008). 6 Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara di dalam tanah dan respirasi tanaman, selain itu juga sebagai penyangga berdirinya tanaman pada ketinggian yang mencapai puluhan meter sampai tanaman berumur 25 tahun.
Ciri-ciri
Arecaceae dewasa
bertangkai tunggal, dan dapat tumbuh dengan ketinggian lebih dari 20 m
(66 ft). Daunnya menyirip, dan panjang mencapai antara 3–5
m (10–16 ft). Bunganya diproduksi dalam bentuk padat; masing-masing bunga
kecil, dengan tiga sepal dan tiga kelopak.
Buahnya berwarna
kemerahan, seukuran plum besar, dan tumbuh dalam tandan besar. Setiap buah
terdiri dari lapisan luar yang mengandung minyak (perikarp), dengan biji tunggal (inti sawit), juga kaya akan minyak.
Akar
Kelapa sawit
berbentuk pohon.
Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman
kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa
akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan
aerasi.
Sistem perakaran kelapa sawit merupakan sistem akar serabut,
terdiri dari akar primer, sekunder, tersier dan kuarter. Akar primer umumnya
berdiameter 6 - 10 mm keluar dari pangkal batang dan menyebar secara horisontal
dan menghujam kedalam tanah dengan sudut yang beragam. Akar primer bercabang
membentuk akar sekunder yang diameternya 2-4 mm. Akar sekunder bercabang
membentuk akar tersier yang berdiameter 0,7-1,2 mm dan umumnya bercabang lagi
membentuk akar kuarterner (Pahan, 2008).
Secara umum, sistem perakaran kelapa sawit lebih banyak
berada dekat dengan permukaan tanah, tetapi pada keadaan tertentu akar juga
dapat menjelajah lebih dalam. Pada areal tanaman kelapa sawit umur 5 tahun,
permukaan absorpsi dari akar tersier dan kuarterner 5 kali lebih besar dari
pada akar primer dan akar sekunder yang digolongkan sebagai akar penjelajah
(Pahan, 2008).
Daun
Seperti jenis palma
lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau
tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan
tanaman salak,
hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman
diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah
yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.
Bunga
Bunga jantan dan
betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan
memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan
sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina
terlihat lebih besar dan mekar. Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera
bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan
tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.
Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun
majemuk, bersirip genap dan bertulang sejajar. Daun-daun membentuk satu pelepah
yang panjangnya mencapai lebih dari 7,5-9 m. Jumlah anak daun disetiap pelepah
berkisar antara 250-400 helai, daun muda yang masih kuncup berwarna kuning
pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin efektif
melakukan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat
respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung, semakin banyak bahan
makanan yang dibentuk sehingga produksi akan meningkat. Jumlah pelepah, panjang
pelepah, dan jumlah anak daun tergantung pada umur tanaman. Tanaman yang
berumur tua, jumlah pelepah dan anak daun lebih banyak. Begitu pula pelepahnya
akan lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih muda (Fauzi dkk.,
2008).
Buah
Buah sawit mempunyai
warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang
digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah. Minyak
dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah.
Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free
fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Buah terdiri dari tiga
lapisan:
·
Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
·
Mesoskarp, serabut buah
·
Endoskarp, cangkang pelindung inti
Inti sawit (kernel, yang
sebetulnya adalah biji)
merupakan endosperma dan embrio dengan
kandungan minyak inti berkualitas tinggi.
Kelapa sawit berkembang
biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya
akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).
Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS)
Spesies
Kedua spesies, E. guineensis dan E. oleifera dapat menghasilkan hibrida subur. Genom E. guineensis telah diurutkan, yang memiliki implikasi penting untuk membiakkan tanaman yang lebih baik.[5]
Gambar | Nama | Nama umum | Habitat asal |
---|---|---|---|
![]() | Elaeis guineensis Jacq. | Kelapa sawit afrika | Afrika barat dan barat daya, khususnya antara wilayah Angola dan Gambia |
![]() | Elaeis oleifera (Kunth) Cortés | Kelapa sawit amerika | Amerika Selatan dan Tengah, dari Honduras hingga Brasil bagian utara |
Berbagai Manfaat Kelapa Sawit
Berkat berbagai kandungan nutrisi di dalamnya, ada beragam manfaat kelapa sawit untuk kesehatan yang dapat Anda peroleh, yaitu:
1. Menangkal efek radikal bebas
Tingginya kandungan antioksidan dalam kelapa sawit membuat tumbuhan ini baik dikonsumsi untuk menangkal efek radikal bebas berlebih yang berisiko merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit, seperti kanker dan penyakit jantung. Paparan radikal bebas juga dapat menyebabkan penuaan dini.
2. Memperkuat imunitas tubuh
Selain melindungi tubuh dari paparan radikal bebas, vitamin E yang terkandung di dalam kelapa sawit juga diketahui dapat memperkuat imunitas tubuh. Dengan daya tahan tubuh yang kuat, Anda pun akan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh berbagai jenis patogen, seperti kuman dan virus.
3. Menjaga kesehatan otak
Sebuah studi mengungkapkan bahwa kelapa sawit mengandung tocotrienol, yaitu jenis vitamin E yang berperan penting dalam menjaga kesehatan otak. Tidak hanya mengurangi risiko terjadinya demensia dan stroke, tocotrienol yang terkandung dalam kelapa sawit juga dapat mencegah kerusakan otak.
4. Mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin A
Beberapa studi mengungkapkan bahwa menambahkan minyak kelapa sawit ke dalam makanan anak-anak dan ibu hamil dapat mengurangi risiko kekurangan vitamin A.
Bahkan, jenis kelapa sawit merah atau red palm oil (RPO) juga diklaim memiliki manfaat yang hampir sama dengan pemberian suplemen vitamin A dalam mencegah atau mengobati kekurangan vitamin A.
5. Meningkatkan kesehatan jantung
Jika dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai dan tidak berlebihan, minyak kelapa sawit sebenarnya baik untuk kesehatan jantung. Ini karena kelapa sawit mengandung antioksidan, seperti oil palm phenolics (OPP), yang mampu menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Komentar
Posting Komentar